Bersahabat dengan Sesama yang Beragama dan Kepercayaan Lain
- Sahabat merupakan orang yang dekat dengan kita di manapun kita berada. Suka dan duka selalu bersama.
- Dalam keluarga, saudara dan ayah ibu merupakan sahabat terdekat dan kita juga harus bias menjadi sahabat bagi mereka.
- Kita juga perlu menjadi diri kita sendiri, tidak berpura-pura dalam berhubungan karena tidak akan menghasilkan.
- Kejujuran, dapat dipercaya, rajin, konsisten adalah empat kualitas utama agar membuta orang menjadi tertarik dengan kita.
- Kebersamaan dalam keberagaman memungkinkan seseorang untuk dapat bersahabat dengan siapa saja termasuk terlibat dalam suka dukadan kegembiraan tanpa kecurigaan dengan sesamanya yang beragama dan kepercayaan lain.
- Persahabatan dengan orang yang beragama dan kepercayaan lain haruslah didasari oleh tindakan kasih kepada sesama. Jangan sampai perbedaan agama dan kepercayaan menjadi penghalang untuk menyalurkan kasih di dalam kehidupan kita.
- Allah mengasihi manusia tanpa membeda-bedakan, Ia memberikan hujan dan matahari kepada siapa saja tanpa pilih kasih.
- Dalam hidupNya, Yesus juga memberikan teladan kepada kita untuk menolong siapa saja. Yesus menolong siapa saja yang datang kepadaNya tanpa memandang bangsa, agama, dan keyakinan.
- Bagi Yesus, kehendak Allah yang utama adalah mengasihi dan menyelamatkan manusia, maka pandangan agama dan kepercayaan yang menghalangi dan bertentangan dengan kehendak Allah harus diperbarui.
- Kita perlu bersikap kritis terhadap ajaran agama dan kepercayaan, yang menyelamatkan manusia bukanlah agama atau kepercayaan yang dianut, melainkan iman yang dinyatakan dalam sikap tobat (sadar akan keterbatasan diri di hadapan Allah) dan sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, yang kemudian diwujudkan dalam tindakan kasih.
Semua agama mengajarkan hal yang baik. Oleh sebab itu, kita harus lebih bersikap bijak dalam menghadapi perbedaan. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar